(*old blog)
Senin, 09 Januari 2012
SINOPSIS NOVEL REMAJA
Judul buku : “Dua Kepiting Melawan Dunia”
Nama pengarang : Saskia Tjokro
Nama penerbit : ©PT. Gramedia Pustaka Utama
Seri nomor : ISBN 979 – 22 – 1710 - ×
Ukuran buku : 20 cm × 13,5 cm
Kover buku (ilustrasi sampul) : yosai@efhilt.com
Ilustrasi dalam : Saskia Tjokro
Tahun terbit : April 2006
Cetakan : ke 2
Pelaku utama : Karen Anastara & Nadia Haryadi
Untuk seluruh kawula muda yang bangun pagi dengan cita-cita…… ☺
Karen Anastara,17 tahun. Kelas dua SMA. Cewek
pintar tapi nggak pede-an. Sampai-sampai nekat memermak seragamnya demi
menarik perhatian Andhru Danudirjo, seorang anak tunggal arsitek
ternama di Jakarta, gebetan-nya sejak duduk di bangku kelas X. Akan tetapi, hal itu membuat Karen mendapat masalah dengan guru BP dan reputasinya sebagai “Murid Teladan” pun luntur seketika. Akibatnya? Dia semakin nggak pede aja. Karen tinggal di sebuah rumah di daerah Bintaro, Jakarta, bersama mama dan kakaknya,sebut saja Bang Naren.
Suatu
hari, kelasnya kedatangan murid baru dari London, lebih tepatnya di
Notting Hill. Wow! Namanya Nadia Haryadi. Cewek yang satu itu langsung
menarik perhatian dengan penampilannya yang cuek dan supel. Sial bagi
Karen, Nadia lebih memilih duduk di sampingnya, sehingga penyakit nggak
pede-nya makin menjadi-jadi. Bukan itu saja, Karen juga sirik dengan
Nadia, karena Bang Naren dan Andhru suka banget dengan Nadia. Bahkan,
Andhru nembak Nadia. Namun,
Nadia menolak Andhru dengan sikap dingin, karena dia tak ingin menyakiti
Karen. Saat itu, Karen sedang sakit cacar karena tubuhnya tak bisa
menyesuaikan diri dengan udara malam saat menonton konser band bersama
Nadia. Karen harus berada di rumah selama seminggu lebih. Hal itu
membuat Karen jadi kesal dengan Nadia dan nggak heran kalau hubungan Karen dan Nadia jadi meruncing. Padahal, jika saja Karen lebih jeli, dia akan tahu Nadia sebenarnya nggak setangguh kelihatannya… ☺


hilang
dari figur sang ayah. Dan kesempatan itu terjadi saat Pagelaran Seni
pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus yang diadakan di sekolahnya, Karen dan Nadia
menyanyikan lagu nina bobo dan kidung Jawa yang sering dinyanyikan ayah
Nadia saat ngeloni Nadia tidur tiap malam di Yogyakarta dulu.
Disaksikan banyak orang, Karen menyanyikan lagu itu dengan mata terpejam
dan diiringi petikan gitar Nadia. Aransemennya dipadu dengan nada-nada
modern oleh Bang Naren dan Nadia. Namun,tiba-tiba saja petikan gitar
Nadia terhenti. Saat Karen membuka matanya, area depan panggung yang
tadinya disesaki penonton, telah bersih dari manusia. Rintik hujan
perlahan semakin deras. Dan, Nadia tak lagi di samping Karen.
Hanya
ada satu laki-laki di pinggir lapangan yang berjalan mendekat ke arah
panggung. Nadia turun dari panggung berlari menuju laki-laki itu. Nadia
berpelukan dengan Om Syamsu di tengah lapangan. Di tengah hujan yang
semakin deras, Karen merasakan kecamuk bahagia yang bersatu dengan rasa
cinta. Ya, dia bahagia. Sungguh bahagia!
Hal
ini membuat Karen mengerti bahwa kebahagiaan tak selalu diperoleh
dengan cuma-cuma, dan kepemilikan atas itu haruslah disyukuri dengan
tulus.
Mungkin ini hanya awal. Awal bagi cerita yang baru…
Selamat, Nadia. ☺
Komentar
Posting Komentar